Indonesia, Bangsa yang terjebak oleh masa lalu

Negara Kesatuan Republik Indonesia

Nama ini sangat disegani di masa-masa sebelum, sesaat, dan setelah meraih kemerdekaan dari Belanda dan Jepang, tokoh yang paling disegani adalah tokoh-tokoh angkatan Presiden Soekarno

sekarang? ah jangan berharap, nama Indonesia di mata dunia cuma jadi negara yang konsumtif, target dari negara-negara maju yang ingin merauk keuntungan. kenapa terjadi seperti itu? karena masyarakat Indonesia terjebak sama “dulu orang tua saya bilang” “biasanya kan gini” “saya dulu diajarinnya gak begitu”. kata-kata itulah yang membuat kita terjebak dimasa lalu

sekarang gini aja deh, dulu Belanda, Malaysia, Jepang, Australia, bahkan Singapura meminta tenaga pengajar kita untuk mengajar mereka.masyarakat Indonesia udah merasa diatas angin. Pada saat itu  Memang benar, tapi ingat, waktu berjalan, ilmu berkembang setiap detik, jadi ga ada kata berhenti untuk belajar. semua yang meminta kita untuk mengirim tenaga pengajar indonesia ke negara mereka sekarang udah jauh meninggalkan indonesia. bahkan sekarang kondisinya terbalik, kita yang minta tenaga ahli dan tenaga pengajar dari negara tersebut

contoh lain, di bidang olah raga, Badminton, SDM Badminotn Indonesia itu NOMOR 1 di dunia, tapi apakah dengan metode pelatihan yang “dulu pelatih saya ngelatihnya gini” akan bisa mempertahankan? China, korea, Malaysia, bahkan Denmark sekalipun sekarang sudah melewati indonesia dibidang olahraga saling melempar kok ini. kenapa? SDM? bukan! karena mereka terus mempelajari metode-metode, teknologi, serta ilmu-ilmu baru yang setiap detik berkembang. nah indonesia? cuma bertahan dengan apa yang dulu kita raih tanpa bisa mengembangkan

begitu juga sistem hukum dan politik, sadar atau tidak Indonesia masih menerapkan sistem hukumn dan politik pada masa kolonial belanda. kita masih menerapkannya, bahkan cenderung tidak merubahnya

perncanaan tata kota juga demikian, kita masih “menikmati” hasil dari pekerjaan otot kerja rodi dari masyarakat indonesia, tapi ide perencanaan? dari belanda sob! kita gak ngerubah sama sekali, cuma nikmatin doang

gue cinta Indonesia. gue mau ngerubah Indonesia, tapi kalo masyarakat kita masih gamau mikir dan gamau belajar lagi, gimana mau maju dan berkembang?

Tentang garudasenayan
bisa dibilang penulis karena gue punya blog. bisa dibilang budak korporat karena masih kerja sama orang, bisa dibilang RailFans karena gue suka banget sama kereta, bisa juga lo bilang gue ganteng karena nyokap gua bilang begitu

12 Responses to Indonesia, Bangsa yang terjebak oleh masa lalu

  1. Cool bro.
    This is the freshest posting ketika Indonesia sedang larut dalam usahanya memperbaiki semua komponen pendukung kebangkitannya, namun masih menggunakan pemikiran lama.
    I hope anyone will read this posting.
    keep on posting!

  2. Bebby says:

    Berasa ditampar sama postingan ini. Dulu Indonesia macan asia, dulu tim badminton Indonesia berjaya, tapi itu dulu. Belajar dr masa lalu nggak ada salahnya, tapi nggak bisa terus-terusan bergantung juga. Nice post, Tito!

  3. adi pratama says:

    Good.

    Kata lainnya, Indonesia tidak mau keluar dari comfort zone, padahal dunia selalu berubah. Kita, tetap bangga menyebut saya WNI, terlalu nyaman dengan apa yg Tuhan kasih kepada Bumi Indonesia.

    Pelaut yang ulung tidak lahir dari laut yg tenang. “Nenek moyangku seorang pelaut”

    Penulisannya cukup lugas bro, dan diakhiri dengan kalimat semangat sehingga tidak ada kesan berat sebelah. Perbanyak menulis bro biar semakin tajam.

    Akhir kata gw gak nyangka adik gw bisa nulis begini. Jgn melayang, orang Indonesia dipuji dikir melayang trus jatoh. Keep the good work.

    Salam.

  4. Eka Apriandi says:

    Setuju bro ama tulisannya ini. Indonesia memang kyknya sudah terlalu terjebak dgn masa lalunya sehingga tdk pernah bisa berkembang padahal apa yg kurang dari indonesia. Kekayaan alam melimpah, jml penduduk sngt bnyk, tapi itu semua blm bisa dimanfaatkan malah bnyk negara lain yg mencurinya seperti kasus freeport. Semoga indonesia bisa secepatnya sadar sblm semua kekayaannya habis ya bro

  5. Tiffany says:

    Nggak usah jauh jauh, bahkan presiden kita masih menyebut “Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Padahal, negara ini sdah berganti nama jadi “Republik Indonesia” beberapa waktu lalu.
    Mengenai tenaga ahli, kemarin ada dosen dari US dan london. Mereka bilang, masyarakat disana appreciate banget dengan budaya, ekonomi, dan sejarah Indonesia. Tapi setiap kali ada yang berniat melakukan penelitian atau interview, birokrasinya selalu berbelit dari pemerintah Indo. Ujung ujungnya malah ditolak. Padahal kan itu prospek yang bagus untuk memperkenalkan Indonesia.
    Soal Indonesia yang susah meninggalkan budaya lama, itu karena terlalu takut mencoba hal baru dan cuma cari aman. Padahal, ada banyak hal hal yang harus diperbaiki tapi memang ada juga yang tidak. Mengenai tata kota, karena pembangunan di pemeritahan soeharto, Jakarta tidak lagi memiliki sistem tata kota. Dan bukannya diperbaiki, malah semakin dikacaukan dengan pembangunan berbagai infrastruktur seperti sekarang.

  6. @mirzablue says:

    Lalu apa solusimu kawan? Kita bisa saja mengkritik smua orang atau lembaga bahkan negara, tapi apakah kita bisa memberikan bantuan untuk ketidak sesuaian yg di rasakan? Ini mungkin bisa dibilang sama dengan banyaknya kicauan2 yg terjadi di salah satu media sosial kita, bnyak kritikan hingga ribuan karakter.

    Diluar itu, tulisannya memang sungguh mengkritik. Tetap menulis, tapi sering-seringlah baca tulisan-tulisan dari para jurnalis lewat koran, portal berita ataupun blog pribadi dari jurnalis2. Pengetahuan lo cukup bagus, tapi belajarlah untuk bisa mengaturnya untuk lebih baik. Inget lho, kita anak komunikasi, sangat penting lho untuk bisa menyampaikan pesan dengan baik dan bijak untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

    Akhir kata. Maaf bukan untuk menggurui karena saya masih juga terus belajar. Dan terima kasih sudah diundang untuk berkunjung ke blog ini.

    Salam,

  7. @gilangridzky says:

    Katanya orang Indonesia, tapi kebanyakan yg komen itu nyelipin bahasa asing. Gak keren ya kalo pake bahasa Indonesia? Hehehe, hidup Indonesia!

    Yg berani ngehina Indonesia, ribut aja sini sama gue.

  8. garudasenayan says:

    saya sangat berterimakasih untuk responnya, 🙂

    ini membuka cakrawala kita lagi, sehingga kita bisa saling bertukar ilmu 🙂

  9. JFlow says:

    Tulisan yang maju dan mengingatkan untuk ga stuck di masa lalu. Pas buat bangsa yang kelamaan terjebak “post power syndrome”.

  10. chigaderu says:

    Yuk mari buat perubahan. Yang kecil aja. Lead by example 🙂

  11. garudasenayan says:

    mari kita mulai dengan selalu berfikir, belajar, dan melakukan 🙂

  12. aqles says:

    Sorry baru bisa ngasih komen hehe…

    cool bro…
    Terus berjuang lewat karya tulismu dan jangan pernah berhenti untuk selalu belajar…

Tinggalkan komentar